Lembata, PojokNesia.Com— Kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkiades Laka Lena, ke Kabupaten Lembata membawa kabar menggembirakan bagi dunia pendidikan di daerah tersebut.
Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, Pemerintah Kabupaten Lembata menerima Dana Alokasi Umum (DAU) Spesifik Grant Tahun 2025 sebesar Rp1 miliar dari Pemerintah Provinsi NTT guna mendukung pendidikan menengah jenjang SMA dan SMK.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Melkiades Laka Lena kepada Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq, dalam acara silahturahmi bersama para kepala SMA/SMK se-Kabupaten Lembata yang berlangsung di Kuma Resort, Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Rabu, 16 April 2025.
Dalam sambutannya, Gubernur Melkiades menegaskan bahwa bantuan ini merupakan bentuk perhatian serius pemerintah provinsi terhadap kondisi pendidikan di NTT, yang menurutnya semakin memprihatinkan. Ia mengungkapkan, saat ini terdapat lebih dari 30 ribu anak di NTT yang tidak mengenyam pendidikan formal.
Gubernur Melkiades menguraikan empat penyebab utama anak-anak tidak bersekolah. Pertama, ketiadaan gedung sekolah. Untuk itu, ia mengusulkan penerapan sistem sekolah satu atap, di mana sekolah dasar dan menengah menggunakan gedung yang sama dengan jadwal berbeda.
"Kalau SD selesai, SMP bisa masuk siang. Tidak boleh ada alasan anak tidak sekolah hanya karena gedung belum ada," tegasnya.
Kedua, kekurangan tenaga pendidik. Ia mendorong adanya kerja sama antar sekolah untuk saling membantu.
"Jika satu sekolah kekurangan guru, sekolah lain yang kelebihan harus bersedia bantu. Kita pakai pola TNI/Polri: di mana personel kurang, langsung dikirim bantuan," jelasnya.
Ketiga, keterbatasan sarana dan prasarana. Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk memberikan dukungan sesuai kemampuan, termasuk bekerja sama dengan pihak swasta jika diperlukan.
Keempat, faktor ekonomi. Gubernur Melkiades mengingatkan bahwa program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) sudah tersedia untuk membantu keluarga kurang mampu.
"Jadi tidak ada lagi alasan anak tidak sekolah, kecuali memang malas dan tidak ada kemauan dari orang tua," ujarnya.
Ia juga meminta kepala sekolah dan kepala desa untuk proaktif mengidentifikasi penyebab anak-anak tidak bersekolah, serta memastikan anggaran pendidikan dimanfaatkan secara maksimal.
Di akhir sambutannya, Gubernur Melkiades mengingatkan agar kepala sekolah tidak terlibat dalam proyek pembangunan fisik sekolah.
"Kepala sekolah cukup menunjuk orang teknis dan mengawasi. Jika terbukti terlibat proyek, akan saya tindak tegas," pungkasnya. ***