Lembata, Pojoknesia.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lembata bersama Forum Jurnalis Lembata (FJL) kembali menyalurkan masker kepada masyarakat di desa-desa yang terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Ile Lewotolok. Kegiatan pembagian masker pada Rabu (13/8) ini menyasar Desa Riangbao dan Desa Petuntawa, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Pantauan di lapangan, relawan PMI bersama awak media yang tergabung dalam FJL mendatangi rumah-rumah warga dan membagikan masker secara langsung. Sebagian lainnya menyasar pengguna jalan, baik pengendara sepeda motor maupun mobil. Saat kegiatan berlangsung, terdengar dentuman keras dari puncak Ile Lewotolok disertai kepulan asap kelabu pekat.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, hingga pukul 18.00 WITA, terjadi 52 kali letusan dengan ketinggian kolom abu mencapai 400 meter. Gunung Ile Lewotolok masih berstatus Level III (Siaga) dengan hujan abu yang terus terjadi.
Salah satu jurnalis, Bedos Making dari Warta Nusantara, memfokuskan pembagian masker untuk anak-anak. Ia juga mengingatkan mereka agar segera pulang dan mengenakan masker saat gunung meletus. “Nanti kaka titip masker di orang tua, supaya selalu dipakai kalau ada abu,” pesannya.
Selain warga umum, masker juga dibagikan untuk kader posyandu. Sekretaris PMI Lembata, Benediktus Kia Assan, menyerahkan satu dos berisi 500 masker kepada kader Posyandu Desa Petuntawa.
“Tolong dibagikan kepada ibu hamil, menyusui, dan bayi balita saat kegiatan posyandu. Abu vulkanik ini berbahaya walau tidak langsung terasa dampaknya,” ujarnya.
Pembagian masker kali ini sebagian dilakukan secara paket, di mana setiap rumah menerima satu dos berisi 20–50 masker. Ketua FJL, Alexander Taum, menyebut metode ini dipilih agar stok masker selalu tersedia di rumah warga.
Di Desa Riangbao, Kepala Dusun Bao Langu, Halimah, menerima lima dos masker untuk dibagikan kepada 42 kepala keluarga di wilayahnya. Ia berharap pembagian masker dilakukan lebih sering karena abu vulkanik kerap turun hampir setiap hari.
Jurnalis FJL lainnya, Sandro Wangak dari Suluhnusa, menjelaskan pemilihan lokasi pembagian masker mempertimbangkan arah angin yang sering membawa abu ke wilayah barat dan barat laut gunung. “Desa seperti Riangbao dan Petuntawa hingga Waowala dan Bunga Muda lebih sering terdampak abu,” katanya.
Masker yang dibagikan PMI Lembata merupakan bantuan dari PMI Provinsi NTT dan PMI Pusat, sedangkan masker dari FJL berasal dari donasi masyarakat. Kedua lembaga berkomitmen melakukan pembagian secara berkala untuk seluruh desa di sekitar lereng Ile Lewotolok. ***