Lembata- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat respons negatif dari masyarakat sejak hari pertama pelaksanaannya. Alih-alih mendapatkan makanan bergizi lengkap, siswa-siswa di wilayah tersebut justru hanya menerima snack ringan sebagai menu makan siang.
Sejumlah orang tua dan guru di Lembata menyayangkan pelaksanaan program yang dinilai tidak sesuai dengan harapan. Bahkan, banyak masyarakat yang menyoroti program yang digagas oleh Presiden Prabowo ini.
Program makan siang bergizi gratis merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak-anak di sekolah. Namun, kenyataannya di lapangan jauh dari harapan masyarakat.
Terkait persoalan yang terjadi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lembata, Jhon Batafor, menyatakan kekecewaannya dan mendesak Bupati Lembata untuk segera membatalkan program tersebut dalam rapat kerja perdana bersama Pemda, Senin (10/3/2025).
Bagi Jhon, meskipun program makan gratis ini diperlukan, namun saat ini yang lebih mendesak adalah peningkatan kualitas pendidikan di Lembata.
"Kenapa kita di Lembata tidak tolak saja program ini? Fakta di Lembata adalah tidak ada anak yang mati karena lapar, tetapi banyak yang putus sekolah karena kekurangan uang untuk pendidikan," ujar Jhon dengan tegas.
Selain itu, Jhon juga mempertanyakan kualitas gizi dari makanan yang disajikan dalam program tersebut. Dia mengungkapkan bahwa banyak makanan yang disajikan ternyata tidak layak konsumsi.
"Saya mau tanya, apakah program makan bergizi gratis ini masih dalam tahap uji petik atau bagaimana? Karena saya lihat banyak kasus terkait kualitas makan yang disajikan," kata politisi NasDem Lembata itu.
Pelaksanaan program ini memang menjadi perhatian banyak pihak, mengingat harapan masyarakat yang tinggi terhadap kualitas makanan bergizi untuk anak-anak. Namun, dengan masalah yang muncul, anggota DPRD Lembata itu mengharapkan adanya evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan program tersebut.