Lewoleba, Pojoknesia.com – Pemerintah Kabupaten Lembata menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka kematian ibu dan bayi melalui kegiatan Diseminasi Hasil Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respons (AMP-SR) yang digelar pada Rabu, 30 April 2025, di Hotel Olympic, Lewoleba.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Quintus Irenius Suciadi, yang mewakili Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq.
Dalam sambutan tertulisnya, Bupati menegaskan bahwa isu kesehatan maternal dan perinatal merupakan prioritas dalam pembangunan daerah.
“Kesehatan ibu dan anak adalah indikator penting yang menentukan masa depan generasi bangsa. Setiap ibu dan bayi berhak atas layanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan terjangkau,” tegasnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Lembata, tren angka kematian ibu dan bayi dari tahun 2022 hingga Maret 2025 menunjukkan fluktuasi yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2022 tercatat 0 kematian ibu, 24 bayi lahir mati, 7 kematian neonatal, dan 7 post-neonatal. Tahun 2023 meningkat menjadi 6 kematian ibu, 32 bayi lahir mati, dan 15 kematian neonatal. Tahun 2024 mengalami penurunan dengan 2 kematian ibu, 24 bayi lahir mati, 17 kematian neonatal, dan 6 post-neonatal. Sementara itu, hingga Maret 2025, telah tercatat 1 kematian ibu, 5 bayi lahir mati, dan 3 kematian neonatal.
Penyebab utama kematian bayi meliputi prematuritas, berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia, sepsis, pneumonia, meconium aspiration syndrome (MAS), dan diare. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan oleh hipokalemia berat dan radang pankreas.
“Data ini adalah alarm bagi kita semua. Banyak dari penyebab ini sebenarnya dapat dicegah jika kita bertindak lebih cepat dan tepat,” ujar Bupati dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten I.
Audit AMP-SR disebut sebagai langkah strategis dalam mengidentifikasi akar permasalahan, baik dari aspek infrastruktur, sumber daya manusia, maupun keterlibatan masyarakat. Hasil audit ini diharapkan menjadi dasar dalam penyusunan langkah perbaikan jangka pendek maupun jangka panjang.
Kegiatan diseminasi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dokter spesialis kandungan dan anak dari RSUD W.Z Yohanes Kupang, serta tokoh masyarakat.
Mengakhiri sambutannya, Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak hanya menggantungkan solusi pada tenaga kesehatan.
“Kematian ibu dan bayi bukan hanya masalah medis, tetapi masalah kita bersama. Saya mengajak semua pihak, mulai dari perangkat desa hingga masyarakat umum, untuk berpartisipasi aktif dalam menekan angka ini demi masa depan Lembata yang lebih sehat,” pungkasnya. ***