Larantuka, PojokNesia.Com – Tradisi Semana Santa atau Pekan Suci Paskah di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, resmi dimulai pada Rabu, 16 April 2025. Dimulainya prosesi ditandai dengan aksi seret seng oleh puluhan anak di depan Kapela Tuhan Ma, usai ibadat Mengaji Tuan Mardomu Pintu Tuhan Ma dan Tuhan Ana.
Sebelumnya, ratusan umat Katolik dari Larantuka dan berbagai kota lainnya telah mengikuti ibadat Lamentasi atau Ratapan Yeremia. Ratapan Yeremia merupakan sebuah misa khusus dalam tiga bagian yang memperingati penderitaan Yesus Kristus. Kegiatan ini dilangsungkan dalam suasana hening dan penuh penghayatan, sebagai bagian dari peringatan Rabu Trewa.
Rabu Trewa sendiri merupakan salah satu momen sakral dalam rangkaian Semana Santa. Istilah "trewa" berarti bunyi-bunyian, yang menjadi simbol dimulainya masa perkabungan atas sengsara Kristus menjelang penyaliban.
Di Larantuka, peringatan ini diwarnai dengan aksi simbolik: anak-anak dan orang dewasa menyeret lembaran seng berbagai ukuran di jalanan, menimbulkan suara nyaring sebagai tanda kedukaan mendalam.
“Baru pertama kali ikut dan lihat dari dekat, sangat unik. Saya sebelumnya hanya dengar tentang prosesi Jumat Agung di Larantuka, tapi ternyata prosesi Rabu Trewa juga luar biasa,” ungkap Ana Maria (40), seorang peziarah dari Atambua.
Usai aksi trewa, Imam dari Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka bersama confreria tampak menyusuri rute prosesi, memercikkan air berkat di sepanjang jalan. Jalur inilah yang pada Jumat malam, 18 April 2025, akan dilalui arak-arakan arca suci Tuan Ma dan Tuan Ana, puncak dari rangkaian Semana Santa yang telah berlangsung turun-temurun selama ratusan tahun.
Semana Santa di Larantuka dikenal sebagai salah satu tradisi keagamaan paling sakral dan unik di Indonesia, yang menyatukan unsur spiritual, budaya, dan sejarah dalam satu perayaan iman umat Katolik. ***